Tips dan Cara Menyetel (Tuning) Drum)

Jumat, 25 Maret 2011
Pada umumnya ada 3 bagian drum yang perlu di tune, yaitu snare, tom, dan bass drum.
SNARE DRUM
Untuk snare drum, ada 3 bagian yang perlu disetel agar menghasilkan suara snare yang bagus, yaitu batter head(kulit atas yang untuk dipukul), snare side head(kulit bawah untuk merespon snare wire), dan snare wire(kawat di bawah snare, yang menghasilkan suara snare).
1. Mulai dengan batter head(kulit bagian atas). Lepaskan batter head dari shell(badan drum). Lenturkan head tersebut dengan menekan bagian pinggirnya ke dalam(jangan takut rusak, batter head sangat kuat). Setelah itu, letakkan head pada shellnya. Letakkan rim(besi lingkar), dan putar tension rod(baut) menggunakan tangan dengan urutan menyilang. Misalnya, baut 1 kemudian baut diseberangnya dan seterusnya. Putar semua baut dengan urutan menyilang, sampai tidak bisa diputar lagi dengan tangan. Setelah itu, putar dengan drum key(kunci pemutar baut), putar 1/2 putaran semua baut secara menyilang. Tekan bagian tengah head menggunakan 2 tangan(jangan takut rusak), penekanan ini berguna agar dudukan head tidak berubah. Pukul bagian pinggir head(dekat baut) dengan drum key, dan buat agar semua bagian berbunyi sama. Lakukan beberapa putaran sampai anda mendapat suara yang diinginkan.
2. Kemudian snare side head(kulit bagian bawah). Lakukan dengan cara yang sama, namun hati-hati dengan head ini karena sangat tipis(jangan lakukan pelenturan dan penekanan). Buat ketegangan head ini lebih tinggi sedikit dari batter head, agar dapat merespon snare wire dengan baik.
3. Agar menghasilkan suara snare yang baik, buat ketegangan snare wire sehingga dapat menangkap suara pukulan yang paling pelan sekalipun. Jangan menyetel wire terlalu tegang, karena suara snare akan tertahan.
TOM DRUM
Ada 2 jenis tom, yaitu rack tom(tom yang posisinya bergantung), dan floor tom (tom yang ada kakinya dan diletakkan di lantai langsung).
1. Untuk batter head, lakukan cara yang sama dengan batter head snare. Cari suara yang pas dengan yang anda mau. Jangan terlalu longgar, karena suara akan pecah. Dan juga jangan terlalu keras, karena suara akan tertahan.
2. Kemudian resonant head(head bawah untuk meresonansi suara). Buat ketegangan resonant head sedikit lebih rendah atau sama dengan batter head. Buat agar menghasilkan sustain yang cukup.
BASS DRUM
Inilah bagian drum yang mungkin paling sulit disetel.
1. Buka semua head, setelah itu masukkan busa setebal ±3 cm, dengan lebar yang sama dengan panjang bass drum, sehingga menyentuh kedua head. Untuk panjangnya, buat ± 1/2 dari keliling bass drum. Bisa juga menggunakan bantal atau handuk yang digulung kemudian disentuhkan ke head bass drum.
2. Lalu pasang batter head(kulit yang dipukul beater pedal). Putar baut sampai kerutan hilang (putar dengan urutan menyilang).
3. Setelah itu pasang resonant head(kulit depan bass). Setel dengan ketegangan yang sama dengan batter headnya.
Untuk menghasilkan suara drum yang bagus, ada baiknya drumhead (kulit/membran) diganti dengan drumhead yang bagus pula. Ada 2 jenis bahan dasar pembuat drumhead, yaitu DuPont dan Toray. Drumhead dengan bahan dasar DuPont adalah pilihan terbaik. Beberapa merk drumhead dengan bahan dasar DuPont adalah Remo, Evans, Aquarian, Dynamic, dll.
Nah, itulah cara yang saya lakukan untuk mendapat suara drum yang bagus. Jangan pernah bosan untuk mengutak-atik dan merubah setelan, agar mendapat sound yang pas dengan selera anda.

Underground Bukan Zionisme Balasan Untuk FPI

Selasa, 22 Maret 2011
Sebenarnya ini bukan sebuah hal yang baik untuk memulai hari Senin, ketika lagi lagi sebuah berita di koran terkenal Jakarta yaitu The Jakarta post membuat saya tertegun, terhenyak dan kemudian marah marah. Namun musti bagaimana lagi bereaksi, ketika kebodohan demi kebodohan terus saja dilancarkan untuk menyerang praktek kehidupan bertoleransi dan berdemokrasi.
Jika membaca terhadap pernyataan Farid Budi Fahri, yang konon seorang anggota senior FPI, serta seorang pakar musik Islam, yang menuduhkan bahwa musik underground beserta segenap variannya membawa misi zionisme, maka saya kemudian dengan tegas menolak dan balik mempertanyakan pengetahuan kesejarahan musik dan budaya dari saudara Fahri itu sendiri.
Underground memang lahir sebagai sebuah bentuk budaya tandingan. Namun kita harus memahami secara historis dan secara kontekstual akan budaya tandingan itu sendiri. Musik punk yang lahir di Inggris, disana memang harus terlahirkan sebagai sebuah bentuk tandingan terhadap sistem monarki yang menghegemoni sendi sendi kehidupan rakyat Inggris. Ketika ia menyebar ke seluruh dunia, ia tidak diserap secara mentah mentah, namun juga beradaptasi dengan kultur kultur lokal setempat. Di Amerika, ia menjelma menjadi hardcore, budaya tanding terhadap fasisme, rasialisme, diskriminasi serta kebijakan politik dan ekonomi bernama New World Order.
Demikian pula dengan musik Thrash Metal. Musik ini adalah sebuah bentuk kemarahan terhadap sistem sosial ala Barat, serta sebagai sebuah bentuk terapi psikologis terhadap segenap individu yang tidak akan pernah bisa fit didalam sistem sosial tersebut. Kita bisa menyimak hal tersebut dari lirik liriknya. Dan ini adalah fakta kesejarahan yang ada.
Black Sabbath lahir di sebuah kota penuh pabrik di Inggris yaitu Birmingham. Tentu saja lirik liriknya banyak terpengaruh kepada kemarahan kaum pekerja disana. Jika Ozzy Osbourne kemudian membawa bawa peti mati keatas panggung, maka itu adalah sebuah simbol kemarahan Black Sabbath terhadap sistem sosial pada saat itu.
METALLICA, MEGADETH, ANTHRAX, dll lahir di Amerika. Bisa kita lihat bahwa kultur dan sistem sosial disana sudah sangat dekaden, sehingga melahirkan sebuah tandingan bernama Thrash Metal. Lirik lirik yang ada tidak dengan serta merta menyerang, namun lebih kepada memberikan sebuah terapi psikologis terhadap segenap metalhead yang memang tidak akan pernah bisa fit dalam sistem sosial tersebut. Bahkan juga beberapa lagu dari dari kaum Thrash Metal Amerika itu sendiri sebenarnya sangat anti perang, sebagai contoh sebaiknya silakan disimak ‘Holy War’ dari MEGADETH.
Lalu jika kita lebih melihat kepada permasalahan pencitraan yang terjadi dalam musik Metal, itu sendiri sebenarnya adalah sebuah ironi. Karena Metal sejak awal ia memposisikan diri sebagai anak haram peradaban Barat. Tengkorak, monster, binatang liar, serta segenap imaji rusak yang dibangun oleh kaum metalhead yang bisa kita lihat dalam citra IRON MAIDEN,METALLICASEPULTURA dll itu adalah sebuah cermin rusak dari peradaban Barat itu sendiri.
Lalu jika dituduhkan bahwa Metal membawa pesan pesan bersifat Satanic, maka sebaiknya saudara Fahri Budi yang konon seorang pakar musik ini lebih menilik dari kesejarahan atribut Metal dan juga kesejarahan penyebaran musik Metal. Simbol tiga jari dalam musik Metal dipopulerkan oleh Ronnie James Dio, seorang musisi metal era awal. Simbol itu dalam budaya orang Italia dan orang Latin adalah sebuah cara kuno untuk mengusir setan dan roh roh halus. Singkat kata, simbol itu adalah simbol tolak bala. Ia kemudian menjadi simbol dalam musik Metal sebagai sebuah bentuk citra ironis terhadap sistem sosial itu sendiri.
Lalu jika menilik dari varian yang dibangun oleh musik Metal hingga ia disebut Satanisme, maka kita harus menilik kepada sejarah penyebaran musik Metal di Skandinavia yaitu Swedia, Norwegia, dll dan juga kepada konteks kultural dalam kehidupan Skandinavia itu sendiri. Swedia dan Norwegia adalah negara yang menjadi kampung halaman nobel perdamaian. Negara negara ini juga seringkali menjadi cermin keberhasilan budaya dan peradaban Barat.
Namun ironisnya, disaat yang bersamaan diskriminasi juga terjadi dengan sangat keras disini. Diskriminasi ini terjadi dalam sebuah sistem sosial yang dikeluarkan oleh kebijakan kebijakan ala ajaran Nasrani. Disinilah musik Metal menemukan bentuk tandingannya, sehingga memunculkan varian bernama Death Metal, Black Metal dan Gothic Metal. Mereka memadu padankan musik Metal dengan budaya tradisional Skandinavia yaitu Viking sebagai tandingan terhadap diskriminasi sosial tersebut.
Dan jika kita melihat penghancuran simbol simbol religius Nasrani dalam musik metal tersebut, maka itu adalah sebuah bentuk performance yang merepresentasikan terhadap diskriminasi yang dilakukan melalui kebijakan kebijakan ala Nasrani disana.
Saya sendiri menolak dengan keras jika kemudian diisukan bahwa musik musik underground membawa pesan pesan Zionisme dan kemudian semua orang menyukainya tanpa menyadarinya. Sebagai sebuah fakta, di Indonesia sendiri banyak kaum underground, entah itu punk, hardcore ataupun metal yang menolak terhadap Zionisme.
Bahkan dalam dokumenter Global Metal yang disampaikan oleh Sam Dunn, Ombat personil band TENGKORAK sendiri menyatakan bahwa ia anti Zionisme. Lagipula, contoh yang disampaikan oleh saudara Fahri yang seorang anggota senior FPI ini adalah lagu lagu dari John Lennon, yang notabene adalah seorang hippies dan bukan seorang pencetus atau pengikut gerakan underground. Sehingga hipotesa yang dilakukannya serasa tidak masuk akal dan jauh panggang dari api.
Lalu apa maksud yang disampaikan FPI? Jika saya mencoba menyimak, maka hal itu ada pada kalimat dimana musik underground menjauhkan anak muda dari nilai nilai keislaman.
Saya memberi contoh Kimung, eks personil band metalcore BURGERKILL. Ia adalah seorang pemeluk islam dan juga seorang metalhead. Saya menyimaknya melalui beberapa tulisannya. Semasa kecil dan remaja ia memahami banyak ajaran Islam, dan kemudian selera musik metalnya mengajarkan sikap anti fasis dan anti diskriminasi.
Titik potong terhadap kedua hal tersebut adalah saat ia menterjemahkan sendiri keyakinannya dalam sebuah sikap yang anti terhadap diskriminasi dalam bentuk apapun termasuk religi dan cenderung toleran terhadap segenap perbedaan yang ada. Apakah disini underground menjauhkannya dari ajaran Islam … bisa saya jawab tidak ! Lagipula contoh mengenai Kimung bukan sebuah hal baru di Indonesia, karena saya juga mengenal banyak sosok underground yang disatu sisi juga masih meyakini ajaran agamanya.
Bagi saya sebuah produk budaya, apapun itu bentuknya akan selalu hidup dalam segenap hati para pengikutnya. Katakanlah marawis, kasidah, dll yang merupakan produk budaya Islam, apakah sekarang ia mati dan dilupakan jaman. Tidak, karena masih banyak orang yang juga melestarikan produk budaya ini. Sehingga sekalipun jaman telah berubah sedemikian drastis, dan satu bentuk budaya telah berganti budaya baru, namun tetap ada kaum kaum yang akan melestarikan produk produk budaya lama tersebut. Dan atas dasar inilah, maka saya lihat tendensi FPI dalam statement mereka di The Jakarta post adalah sebuah bentuk sikap insecure semata. Insekuritas yang jangan jangan dimasa depan bisa dipraktekkan dengan cara cara kekerasan dan fasisme. Gebuk, bacok dan sikat semua yang berbeda !
Indonesia bukan negara Islam sekalipun pemeluk agama terbanyak adalah Islam. Namun sekalipun suatu saat Indonesia menjelma menjadi negara teokrasi Islam dan demokrasi ditindas dengan fasisme religius, saya tetap meyakini bahwa musik underground mulai dari punk, hardcore, metal, dll akan tetap hidup di hati dan sanubari mereka yang mengimaninya. Ambil contoh saja Acrassicauda, band heavy metal asal Irak. Sekalipun kepala mereka diburu oleh kaum fundamentalis Islam baik dari Sunni maupun Syiah, namun selamanya mereka tetap menjadi seorang metalhead asal Baghdad. Seseorang tidak akan pernah bisa memaksakan nilai nilai tertentu untuk diyakini oleh orang lain, karena mereka sendiri pun memiliki nilai nilai tertentu yang mereka yakini dan merupakan yang terbaik yang dibentuk dari kehidupan mereka sendiri.
Agama adalah sebuah jalan humanisme, namun jika ia dipaksakan untuk menindas nilai nilai yang diyakini oleh orang lain, maka apa bedanya agama dengan Zionisme … dan ini adalah sebuah pertanyaan balik saya untuk saudara Fahri Budi yang konon pakar musik dan anggota senior FPI ini.

Petualangan Gastronomi di Sungai Shannon

Senin, 21 Maret 2011
DIAPIT oleh padang rumput yang subur di tepi sungai, reruntuhan istana, desa kuno dengan peningkatan jumlah gastropubs, menjelajahi Sungai Shannon adalah cara yang sangat santai untuk melihat sudut-sudut tersembunyi Irlandia. Ini juga merupakan cara lain yang sempurna untuk petualangan gastronomi di Irlandia. Berikut beberapa tempat yang bisa Anda singgahi:

1. Carrick-on-Shannon

Mulai petualangan kuliner Anda di Carrick-on-Shannon, sebuah kota tepi sungai yang menawan. Saat berada di sana, Anda bisa berkunjung ke The Oarsman (theoarsman.com), sebuah pub tradisional yang diberi makeover kontemporer. Memperjuangkan produsen lokal dan pasokan organik, The Oarsman adalah tempat yang sangat populer dan terbaik untuk bertemu penduduk setempat.

Untuk sesuatu yang lebih eksotis, langkahkan kaki Anda ke Victoria Hall (victoriahall.ie). Rumah makan ini menyajikan beberapa makanan Thailand.

2. Tarmonbarry


Berikutnya, meluncur tenang ke air menuju marina di Tarmonbarry, sebuah desa yang menjadi rumah bagi Purple Onion (purpleonion.ie), sebuah pub dunia lama dengan taburan pernak-pernik interior kayu gelap. Melanjutkan petualangan kuliner, Anda bisa pergi ke pintu sebelah dimana terdapat Keenans (www.keenans.ie).

3. Glasson

Lanjut ke selatan menuju Glasson, Anda akan menemukan sebuah desa indah penggemar makanan dan minuman. Meskipun ukurannya kecil, Glasson memiliki reputasi yang luas sebagai pusat gastronomi dengan pub dan restoran di sepanjang jalan utama yang tidak begitu besar. Untuk makanan laut, Glasson Village Restaurant yang menempati bangunan barak batu tua adalah pilihan yang cocok.

Meneruskan perjalanan, Anda akan menemukan Wineport (wineport.ie) yang menyajikan masakan Irlandia modern dan memiliki gudang anggur. Ini bisa menjadi perpaduan yang pas.

4. Athlone

Perjalanan selanjutnya, Anda akan tertambat di Athlone, sebuah kota yang ramai di pusat Irlandia. Di antara bangunan warna-warni dan jalan-jalan memutar di sisi barat sungai, Anda akan menemukan The Left Bank (leftbankbistro.com), sebuah deli-bistro.

Sementara itu, di seberang sungai, Olive Grove (theolivegrove.ie) memiliki teras dan jendela besar menghadap ke Shannon. sambil menyantap makanan, Anda bisa menikmati dekorasi yang cantik dan suasana yang ramai.

5. Shannonbridge

Di Shannonbridge, sungai dijaga oleh jembatan Napoleon yang besar dan kuat di mana kini berreinkarnasi sebagai Old Fort Restaurant (theoldfortrestaurant.com). Ini adalah tempat di mana Anda akan merasakan atmosfer dinding batu dan lantai kayu.

Setelah puas bersantap, melangkahlah melintasi jembatan abad ke-18 menuju Killeen's Village Tavern yang berada di Main Street. Ini adalah sebuah pub berusia 350 tahun dan toko di mana Anda dapat membeli bir, ulat dan keripik dalam satu transaksi. Ditempeli dengan kartu nama dan terkenal karena sambutannya yang hangat, Killeen's Village Tavern adalah tempat yang tepat untuk mengakhiri perjalanan Anda dengan minuman.

Salam Hangat

Hay Semua Saudara ku Saya baru memulai Blog ini Saya harap-kan Saran dan Kritik-nya Saudara Ku semuanya..,
Terima Kasih